Gubernur Herman Deru Lepas Ribuan Peserta Heart Walk 2023 Sekaligus Pemecahan Rekor MURI MENARI
Pojok Berita – Gubernur Sumsel H. Herman Deru melepas peserta jalan santai Heart Walk 2023 sekaligus Pemecahan Rekor Muri Kegiatan Meraba Nadi Sendiri (MENARI) yang diselenggarakan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Sumsel di Halaman Kantor Gubernur Sumsel, Kamis (28/9) pagi.
Selain itu, pemecahan Rekor MURI untuk kegiatan pemeriksaan mandiri menilai denyut nadi diri sendiri (Menari) dengan peserta terbanyak yang dilakukan serentak di berbagai kota di Indonesia dalam kegiatan itu diadakan juga sosialisasi kegiatan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
Dalam sambutan tertulisnya Gubernur Herman Deru yang dibacakan Wakil Gubernur Sumsel H. Mawardi Yahya, dijelaskannya bahwa menurut World Health Organization (WHO), penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Data WHO tahun 2015 menunjukkan bahwa 70% kematian di dunia disebabkan oleh penyakit tidak menular yaitu mencapai 39,5 juta dari 56,4 juta kematian. Dari total 39,5 juta kematian karena penyakit tidak menular, maka sebanyak 17,7 juta kematian atau sekitar 45% disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah. Dengan kondisi tersebut, penyebab kematian tertinggi nomor satu dalam penyakit tidak menular adalah penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk juga di Indonesia.
Di Indonesia, kematian akibat penyakit kardiovaskular mencapai 651.481 penduduk per tahun, yang terdiri dari stroke sebanyak 331.349 kematian, penyakit jantung koroner 245.343 kematian, penyakit jantung hipertensi sebanyak 50.620 kematian dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Data Kesehatan Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Provinsi Sumatera Selatan mencapai sebesar 1,2%. Memang jika dibandingkan dengan prevalensi penyakit jantung nasional yang mencapai 1,5%, maka angka prevalensi sumatera selatan masih dibawah rata-rata nasional.
“Tetapi tentunya kita tetap harus waspada dan berupaya agar prevalensi ini tidak terus meningkat” jelasnya.
Sedangkan dari data bidang pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, pada tahun 2021 didapatkan data kesakitan akibat penyakit jantung sebanyak 11.213 orang atau sebesar 11% dari seluruh laporan kejadian penyakit.
Meningkatnya prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia dan penyakit tidak menular lainnya ternyata juga menimbulkan konsekuensi meningkatnya biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan kesehatan bagi penyakit tersebut. Sebagai perbandingan, pada tahun 2020 total biaya yang harus dikeluarkan untuk penyakit kardiovaskular sudah mencapai 8,2 trilyun.
Jika berbicara tentang penyakit jantung atau penyakit tidak menular secara keseluruhan, maka faktor resiko utama untuk kejadian penyakit ini adalah berhubungan dengan perilaku seseorang. Pola hidup yang tidak sehat meningkatkan resiko seseorang untuk terkena penyakit tidak menular termasuk penyakit jantung. Kebiasaan merokok, konsumsi makanan yang tidak sehat, kurang olahraga, tidak bisa mengelola stres adalah sebagian besar faktor resiko yang memicu terjadinya penyakit jantung.
“Oleh sebab itu, perubahan perilaku masyarakat menuju Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) menjadi kunci utama untuk menurunkan angka kejadian penyakit jantung dan penyakit tidak menular lainnya,” jelas Wagub Mawardi Yahya.
Terkait dengan penyakit jantung, tujuan utama yang ingin dicapai oleh pemerintah adalah menurunnya angka kejadian penyakit jantung sebagai dampak dari meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. Upaya utama yang dilakukan adalah melalui promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan upaya preventif melalui skrining atau pemeriksaan kesehatan dan faktor resiko secara teratur.
Bagi penderita penyakit jantung, pemerintah fokus untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan serta kesadaran pasien untuk melakukan pemeriksaan secara rutin sehingga dapat mencegah kondisi yang lebih berat.
Yayasan Jantung Indonesia merupakan lembaga masyarakat yang berfokus kepada peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya pencegahan penyakit jantung. Upaya pencegahan penyakit jantung dapat dilakukan dengan upaya pemasyarakatan panca usaha jantung sehat yaitu : seimbangan gizi, enyahkan rokok, kelola stres, atur tekanan darah, dan olahraga teratur.
Denyut jantung adalah denyut nadi kehidupan, oleh karena itu, kesehatan jantung merupakan salah satu aspek kesehatan yang harus diperhatikan.
“Dengan peringatan hari jantung sedunia, diharapkan dapat menumbuhkan dan menyadarkan kepada kita semua betapa berartinya dan pentingnya hidup sehat, karena dengan sehat kita bisa melakukan pekerjaan kita sehari-hari,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa Yayasan jantung Indonesia cabang Provinsi Sumatera Selatan bertujuan membangun masyarakat Sumsel yang sehat dengan menyelaraskan panca usaha jantung sehat, diharapkan kedepannya angka kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah dapat berkurang di Sumatera Selatan.
“Harapan saya semoga saudara-saudara, dapat memanfaatkan kegiatan ini sebaik-baiknya, serta kegiatan peringatan hari jantung sedunia ini dapat berjalan dengan lancar dan didapat hasil yang optimal. Kepada seluruh pengurus yayasan jantung Indonesia cabang Provinsi Sumatera Selatan saya ucapkan semangat dan tetap terus berkarya demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Sumatera Selatan,” ujarnya.
Ketua DPRD Provinsi Sumsel Hj. R.A. Anita Noeringhati, Wakil Gubernur Sumsel H. Mawardi Yahya, Ketua TP PKK Provinsi Sumsel Hj. Feby Deru, Ketua YJI Cabang Sumsel sekaligus Wakil Ketua TP PKK Provinsi Sumsel, Hj. Fauziah Mawardi Yahya, Ketua DWP Sumsel Karwana Supriono, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Sumsel dr. Edrian Zulkarnain Sp.JP (K) dan Ketua Panitia dr. Rusyidi Sp.JP (K). (*)